Anggap sebagai ‪‎Gurauan‬, pasangan ‪Sekuler‬ Malaysia Unggah Foto Makan Daging Babi

Kejaksaan Malaysia, Kamis (18/7/2013), menjatuhkan dakwaan penghasutan dan memicu kebencian agama terhadap dua warga negeri itu karena memasang foto menyantap daging babi di jejaring sosial saat bulan Ramadhan.
Alvin Tan dan Vivian Lee memasang foto mereka sedang memakan semur daging babi dan menyampaikan salam kepada umat Muslim melalui jejaring sosial Facebook. Keduanya menghadapi hukuman maksimal delapan tahun penjara bila dinyatakan bersalah.
Tan dan Lee mengatakan, foto itu dimaksudkan sebagai GURAUAN! astagfirullaah!!
Baca selengkapnya di http://internasional.kompas.com/read/2013/07/18/2003014/Unggah.Foto.Makan.Daging.Babi.Pasangan.Malaysia.Didakwa

Beginilah sikap mental penganut sekulerisme liberal, mereka menganggap agama hanyalah senda gurau dan bisa dipermainkan! astagfirullaah!!

الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ فَالْيَوْمَ نَنْسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَٰذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ

“(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka”. Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raf : 51)
Ketahuilah wahai para pemuja sekulerisme dan liberalisme!!! Islam adalah kehormatan tertinggi kami! Al Quran adalah nyawa kami dan ibadah kepada Allah adalah tujuan hidup kami! Bukalah mata anda! justru sesungguhnya kehidupan dunia inilah gurauan dan permainan hakiki!

babimalaysia

Seminar Wanita Terima Peserta Luar Negara Dan Kerjasama Media

Logo-finalhttp://mykhilafah.com/aksi-muslimah/4187-seminar-wanita-terima-peserta-luar-negara-dan-kerjasama-media

AHAD 7 Julai, BANGI– Buat julung-julung kalinya Pejabat Media Pusat Hizbut Tahrir Asia Tenggara dengan kerjasama Muslimah Hizbut Tahrir Malaysia (MHTM) dan Indonesia (MHTI) telah menganjurkan Seminar Wanita bertajuk “Setahun Telah Berlalu-Siapa Yang Akan Menyelamatkan Wanita dan Kanak-Kanak Rohingya?” .Seminar yang berlangsung di Dewan Serbaguna, Kuala Lumpur Infrastructure University (KLIU) ini telah menghadirkan seramai lima orang ahli panel dan penyampai jemputan dengan pembentangan dan testimoni masing-masing yang mengangkat isu khusus berkaitan pertumpahan darah Muslim Rohingya, sebuah kumpulan etnik minoriti di Wilayah Rakhine, Myanmar. Seminar yang dipancarkan secara langsung dalam empat bahasa iaitu bahasa Malaysia, bahasa Indonesia, bahasa Inggeris dan bahasa Arab ke seluruh Asia Tenggara, Negara-negara Arab dan Eropah ini diadakan pada tarikh sama berlangsungnya mesyuarat Arakan Rohingya Union di Bangunan OIC di Jeddah, Arab Saudi.

Syamsiyah Jamil, Ahli Jawatankuasa Pusat MHTM menyampaikan ucapan pembukaan dengan menjelaskan bahawa etnik Rohingya tidak selayaknya menghadapi penderitaan seperti hari ini kerana tanah Myanmar asalnya adalah tanah umat Islam. Panel pertama, Fika M Komara, Ahli Pejabat Media Pusat Hizbut Tahrir bagi Asia Tenggara pula menegaskan Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB) hanya melakukan advokasi seperti melepas batuk di tangga namun tidak bersungguh-sungguh menghentikan tindakan kejam yang diperlakukan ke atas etnik minoriti ini. Ujarnya lagi bukan sekadar bantuan dan kebajikan diperlukan, malah isu Rohingya ini perlu ditangani sebagai isu politik dan bukan isu kemanusiaan semata-mata. Panel kedua iaitu Ummu Fadhilah (Ketua MHTI)  menjelaskan tentang kesengsaraan dan kezaliman yang ditimpakan oleh Kerajaan Myanmar terhadap Muslim Rohingya adalah sangat tidak berperikemanusian dan menyalahi hak asasi manusia yang selama ini dilaung-laungkan oleh pejuang demokrasi di negara tersebut.

Sumber : http://mykhilafah.com/aksi-muslimah/4187-seminar-wanita-terima-peserta-luar-negara-dan-kerjasama-media

Ummu Hajar selaku Panel ketiga menjelaskan penderitaan yang dialami oleh Muslim Rohingya khususnya kanak-kanak dan wanitanya seakan dipandang sepi dan tiada langkah sewajarnya diambil oleh pihak yang sepatutnya bertanggungjawab bagi menangani isu ini. Sesungguhnya batas-batas sempadan nasionalisme yang diciptakan oleh Kufar Barat benar-benar telah menyebabkan isu ini dipandang sebagai isu dalaman negara Myanmar semata-mata. Ustazah Iffah Ainur Rachmah (Jurubicara MHTI) selaku panel keempat menjelaskan bahawa hanya penyelesaian yang dibawa oleh Islam sahaja yang mampu mengakhiri episod penderitaan dan kezaliman yang dialami oleh Muslim Rohingya iaitu dengan menegakkan sebuah institusi yang akan menyatukan seluruh negeri-negeri umat Islam di bawah naungan Khilafah. Khalifah sebagai pemimpinnya akan memastikan kemuliaan umatnya akan sentiasa dijamin dan terpelihara dari sebarang bentuk penganiayaan dan kezaliman.

Seruan agar seluruh umat Islam khususnya para peserta seminar agar bangkit untuk bertindak dan berjuang bersama-sama Hizbut Tahrir telah disampaikan oleh Ustazah Sumayyah Amar selaku wakil Pejabat Media Pusat Hizbut Tahrir bagi Malaysia. Laungan takbir sebagai tanda menyahut seruan jelas kedengaran di dewan seminar sekaligus menjadi bukti keazaman tinggi para peserta seminar untuk bersama-sama berjuang ke arah mewujudkan Khilafah Islamiah.

Seminar ini turut diselangselikan dengan sesi temuramah beberapa tokoh selaku peserta seminar, tayangan video dan penyampai jemputan yang membentangkan testimoni dengan memberi gambaran sebenar akan nasib yang menimpa pelarian Muslim Rohingya di Bangladesh. Sidang media bagi menjawab persoalan dari pihak wakil media juga turut diadakan di mana wartawan media cetak dan elektronik hadir untuk mendapatkan liputan dan laporan daripada acara tersebut. Beberapa persoalan juga diutarakan oleh wartawan dan dijawab oleh empat orang ahli panel.

Kehadiran tetamu yang terdiri dari para tokoh masyarakat, golongan professional, pelajar dan orang awam dari dalam dan luar negara juga telah memberikan reaksi yang positif dengan menyatakan perlunya institusi Khilafah sebagai pelindung dan penyelamat umat Islam untuk segera diwujudkan. Sebagai penutup, wakil yang terdiri para tokoh masyarakat dan profesional telah dijemput untuk menandatangani deklarasi bagi menyatakan sokongan mereka terhadap perjuangan Hizbut Tahrir dalam rangka menyelesaikan masalah Muslim Rohingya ini serta komitmen mereka untuk memperjuangkan Islam.

Perempuan Korban Konflik Myanmar Terancam Diselundupkan

rohingya women

http://international.okezone.com/read/2013/06/05/411/818022/perempuan-korban-konflik-myanmar-terancam-diselundupkan

“Dorong puluhan ribu warga Myanmar ke China, tekan mereka dengan makanan dan status (kewarganegaraa) maka perdagangan manusia memainkan peluangnya,” ujar juru bicara Asosiasi Perempuan Kachin di Thailand (KWAT) Julia Marip, seperti dikutip Reuters, Rabu (5/6/2013).

KWAT mendapatkan laporan sekira 24 kasus perdagangan manusia dari wilayah Kachin. 13 dari kasus itu, adalah perempuan muda yang berusia 18 tahun dan bahkan lebih muda lagi.

Perempuan-perempuan muda ini ditipu, dibius dan bahkan diperkosa dan dijual untuk pria atau keluarga-keluarga di China. Banyak dari mereka dijadikan pengantin atau dijadikan pekerja kasar.

Muslimah Rohingya adalah korban tak berdaya dari predator-predator penguasa Kufar yang dibiarkan eksis oleh sistem dunia yang diskriminatif terhadap Umat Islam. Mereka juga telah diabaikan oleh para penguasa boneka Muslim -sisa-sisa kolonial dari negara Kapitalis Barat- yang diaborsi rasa kemanusiaannya oleh sistem dunia hari ini yang memuja sekulerisme dan Kapitalisme.
Selama sistem dunia masih seperti hari ini, maka penderitaan kaum Muslimah di sepanjang dunia Islam niscaya tidak akan pernah berakhir, karena pangkal masalah dari semua penderitaan ini tidak lain adalah tidak hadirnya Khilafah yang merupakan perisai bagi umat Islam, yang akan menghilangkan hegemoni kufar atas kaum Muslimin dan melindungi kehormatan kaum Muslimah dan anak-anak di seluruh dunia Islam.
Muslimah Hizbut Tahrir tidak akan tinggal diam! kami menolak untuk meninggalkan saudara-saudara Muslimah kami di Rohingya! karena “Seorang wanita terhormat akan selalu membela kehormatan wanita terhormat!”, kami akan terus menyerukan pembentukan perisai dan pelindung mereka, Khilafah!

Finally! A Serious Effort by Malaysia gov’t for the “stateless children” in Sabah

Finally! a serious effort from #Malaysia gov’t for the #stateless children in #Sabah
NRD To Register #Sabah Interior Children Without Birth Certs

the lost children in Sabah

Kota Kinabalu: The National Registration Department (NRD) will launch an outreach programme soon in the interior of Sabah to register local children born without birth certificates.
http://www.brudirect.com/borneo/borneo-sabah/1278-nrd-to-register-sabah-interior-children-without-birth-certs

Comment :
After dozens of years, the Malaysian government has just begin a serious effort to handle thousands “STATELESS CHILDREN” cases in Sabah || approximately 52,000 stateless children in Sabah in 2009, because of the migrant families. Since 2006, children who have no documents to prove their nationality have not been able to access government services, including health and education ||

Why it takes so long, simply to record the identity of those innocent children?

Again, the plight of Migrant Workers from Indonesia

migran

This is how an Irresponsible government treats their own citizen!

A woman was killed and a consulate building set on fire as upto 8,000 Indonesian expatriate workers protested in Saudi Arabia, Al Jazeera reported.
A crowd amassed outside the Indonesian consulate building in Jeddah on Sunday, as workers tried to formalise their work arrangements before a Saudi crackdown on illegal employees.
The secular-capitalist governments throughout the Muslim world
are not only incompetent in creating prospering for their people, but ignores the rights and wellbeing of these workers who they send overseas, viewing and using them like commodities for the
sake of bringing in economic remittance and revenue for the country.

‘Banned’ Ramadan for Uighur Muslims in China

uighur

Unlike millions of Muslims around the world, Uighur students returning for summer vacations in northwestern China are banned from fasting during the holy month of Ramadan. Chinese authorities have reportedly imposed restrictions on Uighur Muslim students returning for summer vacations in the northwestern region of Xinjiang ahead of Ramadan.

http://www.onislam.net/english/news/asia-pacific/463120-banned-ramadan-for-uighur-muslims.html

Uyghurs in China are victims of job discrimination, limitations on the use of Uyghur language and on religious and cultural practices, forced disappearances, organ harvesting and unlawful house searches by Chinese authorities.

Without the Khilafah -the shield of this Ummah- the muslim minority around the world are facing continuous discrimination, marginalization, and violation against their basic rights! The various secular regimes including China – the US economy rival – has violated the Uyghur muslim’s right for one of the most virtuous obligation in the most glorious month i.e the FASTING RAMADHAN!!

Rohingya Beaten and Trafficked by Thai Navy off Phuket

 

rohignya

Rohingya Beaten and Trafficked by Thai Navy off Phuket, Says ABC Report

PHUKET: Fresh allegations are being made that the Royal Thai Navy intercepted Rohingya boatpeople off Phuket, brutally beat them and sold them on to human traffickers. The alarming claims are being made in reports tonight on the national ABC radio, television and online network across Australia. Read more ~ http://t.co/uSR7QAdAMD The boat people being interviewed in a police jail in January Photo by phuketwan.com