Seminar Wanita Terima Peserta Luar Negara Dan Kerjasama Media

Logo-finalhttp://mykhilafah.com/aksi-muslimah/4187-seminar-wanita-terima-peserta-luar-negara-dan-kerjasama-media

AHAD 7 Julai, BANGI– Buat julung-julung kalinya Pejabat Media Pusat Hizbut Tahrir Asia Tenggara dengan kerjasama Muslimah Hizbut Tahrir Malaysia (MHTM) dan Indonesia (MHTI) telah menganjurkan Seminar Wanita bertajuk “Setahun Telah Berlalu-Siapa Yang Akan Menyelamatkan Wanita dan Kanak-Kanak Rohingya?” .Seminar yang berlangsung di Dewan Serbaguna, Kuala Lumpur Infrastructure University (KLIU) ini telah menghadirkan seramai lima orang ahli panel dan penyampai jemputan dengan pembentangan dan testimoni masing-masing yang mengangkat isu khusus berkaitan pertumpahan darah Muslim Rohingya, sebuah kumpulan etnik minoriti di Wilayah Rakhine, Myanmar. Seminar yang dipancarkan secara langsung dalam empat bahasa iaitu bahasa Malaysia, bahasa Indonesia, bahasa Inggeris dan bahasa Arab ke seluruh Asia Tenggara, Negara-negara Arab dan Eropah ini diadakan pada tarikh sama berlangsungnya mesyuarat Arakan Rohingya Union di Bangunan OIC di Jeddah, Arab Saudi.

Syamsiyah Jamil, Ahli Jawatankuasa Pusat MHTM menyampaikan ucapan pembukaan dengan menjelaskan bahawa etnik Rohingya tidak selayaknya menghadapi penderitaan seperti hari ini kerana tanah Myanmar asalnya adalah tanah umat Islam. Panel pertama, Fika M Komara, Ahli Pejabat Media Pusat Hizbut Tahrir bagi Asia Tenggara pula menegaskan Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB) hanya melakukan advokasi seperti melepas batuk di tangga namun tidak bersungguh-sungguh menghentikan tindakan kejam yang diperlakukan ke atas etnik minoriti ini. Ujarnya lagi bukan sekadar bantuan dan kebajikan diperlukan, malah isu Rohingya ini perlu ditangani sebagai isu politik dan bukan isu kemanusiaan semata-mata. Panel kedua iaitu Ummu Fadhilah (Ketua MHTI)  menjelaskan tentang kesengsaraan dan kezaliman yang ditimpakan oleh Kerajaan Myanmar terhadap Muslim Rohingya adalah sangat tidak berperikemanusian dan menyalahi hak asasi manusia yang selama ini dilaung-laungkan oleh pejuang demokrasi di negara tersebut.

Sumber : http://mykhilafah.com/aksi-muslimah/4187-seminar-wanita-terima-peserta-luar-negara-dan-kerjasama-media

Ummu Hajar selaku Panel ketiga menjelaskan penderitaan yang dialami oleh Muslim Rohingya khususnya kanak-kanak dan wanitanya seakan dipandang sepi dan tiada langkah sewajarnya diambil oleh pihak yang sepatutnya bertanggungjawab bagi menangani isu ini. Sesungguhnya batas-batas sempadan nasionalisme yang diciptakan oleh Kufar Barat benar-benar telah menyebabkan isu ini dipandang sebagai isu dalaman negara Myanmar semata-mata. Ustazah Iffah Ainur Rachmah (Jurubicara MHTI) selaku panel keempat menjelaskan bahawa hanya penyelesaian yang dibawa oleh Islam sahaja yang mampu mengakhiri episod penderitaan dan kezaliman yang dialami oleh Muslim Rohingya iaitu dengan menegakkan sebuah institusi yang akan menyatukan seluruh negeri-negeri umat Islam di bawah naungan Khilafah. Khalifah sebagai pemimpinnya akan memastikan kemuliaan umatnya akan sentiasa dijamin dan terpelihara dari sebarang bentuk penganiayaan dan kezaliman.

Seruan agar seluruh umat Islam khususnya para peserta seminar agar bangkit untuk bertindak dan berjuang bersama-sama Hizbut Tahrir telah disampaikan oleh Ustazah Sumayyah Amar selaku wakil Pejabat Media Pusat Hizbut Tahrir bagi Malaysia. Laungan takbir sebagai tanda menyahut seruan jelas kedengaran di dewan seminar sekaligus menjadi bukti keazaman tinggi para peserta seminar untuk bersama-sama berjuang ke arah mewujudkan Khilafah Islamiah.

Seminar ini turut diselangselikan dengan sesi temuramah beberapa tokoh selaku peserta seminar, tayangan video dan penyampai jemputan yang membentangkan testimoni dengan memberi gambaran sebenar akan nasib yang menimpa pelarian Muslim Rohingya di Bangladesh. Sidang media bagi menjawab persoalan dari pihak wakil media juga turut diadakan di mana wartawan media cetak dan elektronik hadir untuk mendapatkan liputan dan laporan daripada acara tersebut. Beberapa persoalan juga diutarakan oleh wartawan dan dijawab oleh empat orang ahli panel.

Kehadiran tetamu yang terdiri dari para tokoh masyarakat, golongan professional, pelajar dan orang awam dari dalam dan luar negara juga telah memberikan reaksi yang positif dengan menyatakan perlunya institusi Khilafah sebagai pelindung dan penyelamat umat Islam untuk segera diwujudkan. Sebagai penutup, wakil yang terdiri para tokoh masyarakat dan profesional telah dijemput untuk menandatangani deklarasi bagi menyatakan sokongan mereka terhadap perjuangan Hizbut Tahrir dalam rangka menyelesaikan masalah Muslim Rohingya ini serta komitmen mereka untuk memperjuangkan Islam.

A Support Pact for Rohingya Women and Children

Deklarasi-450x655A Support Pact for Rohingya Women and ChildrenIssued by Hizb ut Tahrir Women’s Seminar held in Kuala Lumpur, Malaysia entitled: ‘One Year after the Massacres- Who will Save the Rohingya Women and Children?’

We, the undersigned, declare our support, consolidation and advocacy with our Rohingya brethren, affirming that the Muslim Ummah is like one body as described by the noble Prophet (saw), and that the calamities and terrible crimes faced by our Rohingyan brethren is not acceptable to anyone who has an atom’s weight of humanity. Therefore we, the conferees, declare the following:

1. That as Muslim women, we should unite and not be separated by borders or distances, and that we should not allow the borders drawn by the Kaffir occupiers to separate us, or inhibit supporting and giving victory to each another.

2. The Muslims all over the world are brothers, their blood is one, and they are one hand against others as mentioned by the Prophet (saw):

«الْمُسْلِمُونَ تَتَكَافَأُ دِمَاؤُهُمْ وَهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ يَسْعَى بِذِمَّتِهِمْ أَدْنَاهُمْ وَيُرَدُّ عَلَى أَقْصَاهُمْ»

“The lives of all Muslims are equal; they are one hand against others; the lowliest of them can guarantee their protection.” Thus, the sanctity of the blood spilled in the land of Palestine is the same as the sanctity of the blood spilled in Mali; it is also the same as the sanctity of the blood of our brethren in Syria, and the same as the sanctity of the blood of our Rohingyan brethren.

3. We affirm that we will do our best and that we will harness all our energies for the sake of making the Muslims victorious, in response to the saying of Allah (swt):


((
وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ))

“but if they seek your aid in religion, it is your duty to help them” [TMQ 8:72]

4. The Khilafah is the radical solution to what the Rohingyans and the rest of the Muslims worldwide are facing, for in its establishment is the pleasure of our Lord, the betterment of our situation, the defeat of our enemy, and the protection of our blood.

5. We pledge before Allah (swt) to work hard and fruitfully with Hizb ut Tahrir for the sake of establishing the Khilafah state, which will unite our lands and strength in the East and the West, from Jakarta and Kuala Lumpur, passing by the Cairo of Al-Mu’ezz, reaching Tangier in the far West, will unite all these lands under the banner of لا إله إلا الله محمد رسول الله,, by this we will establish the State of our glory, which will protect the women and children from injustice of the oppressors and the attacks of the aggressors.

والله على ما نقول شهيد وهو الموفق وعليه التكلان

Allah is indeed a witness over what we say, our success is from Him, and on Him do we rely.

03 Ramadan 1434
2013/07/12

Live Report of the Discussion and Press Conference for Women Leaders “MissWorld2013: Capitalization of Women’s Bodies, Insults Against Muslims'”

Ustadzah Ir. Dedeh Wahidah Achmad (DPP Muslimah HTI) said:

“Beauty is not a parameter to decide the level of dignity of women, fastabiqul khairat is. The piety of Muslim is what Allah will assess of someone. (HR. Muslim) The honor of women will be realized when they are able to hold responsibilities that has been decided by Allah SWT, which includes the role of mother who educates and gives sincere affection to the children, nurturing them to be part of the best generation. This is the most honorable role given by Allah SWT only to women.

Islam states that beauty is a gift from Allah SWT. that must be maintained, not exhibited and exploited. There’s never any precedent of “beauty contests” in the history of Islam. It is no wonder that such contests originated from the West in 1951 because the standard of certain policies to be executed is whether it is economically beneficial or not, rather than halal or haram. And it is the Khilafah which is the only system to be able to protect the honor and the dignity of women.”

Miss World 2013: Kapitalisasi Tubuh Perempuan, Penghinaan Terhadap Umat Islam

“Miss World 2013: Kapitalisasi Tubuh Perempuan, Penghinaan Terhadap Umat Islam”

Rencana penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia telah banyak mendapat reaksi penolakan dari publik. Meski penyelenggara menjanjikan untuk menghapus sesi penggunaan bikini, namun Miss World dan kontes kecantikan sejenis tidak lebih dari ajang pencarian perempuan tercantik fisiknya untuk dieksploitasi demi mendongkrak pendapatan industri fashion, kosmetik dan rating media.

Kriteria penilaian berupa konsep Beauty with Purpose, juga 3B (Beauty, Brain and Behaviour) hanyalah kedok dan stempel bagi legalisasi eksploitasi tubuh perempuan. Terlebih lagi Miss World adalah kontes tertua yang telah mengilhami lahirnya kontes-kontes kecantikan lainnya. Maka membiarkan penyelenggaraannya di Indonesia sama saja dengan menegaskan bahwa negeri muslim terbesar ini juga turut melanggengkan penjualan tubuh perempuan.

Karena itu, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyerukan kepada semua pihak untuk :

Menolak penyelenggaraan Miss World 2013 yang merupakan simbol kapitalisasi tubuh perempuan dan perendahan martabat perempuan.
Mendesak pemerintah agar mencabut izin penyelenggaraannya di Indonesia dan mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan eksploitasi perempuan dalam bentuk apapun.
Mengarahkan perempuan Indonesia kembali kepada kemuliaannya sebagai perempuan ta’at Syari’ah yang menjalankan perannya sebagaimana yang diatur oleh Syari’ah Islam. Karena Syari’ah Islam akan membawa kebaikan pada kehidupan masyarakat termasuk di dalamnya para perempuan.
Berjuang keras untuk menggantikan sistem pemerintahan demokrasi yang meliberalkan perempuan dan berusaha keras mewujudkan pelaksanaan Syari’ah Islam kaffah dengan menegakkan Khilafah. Karena Khilafah sistem satu-satunya yang menjaga kehormatan perempuan dan memenuhi hak-haknya.

Sesungguhnya masyarakat semakin sadar bahwa negara ini telah gagal menjaga moralitas bangsa, kebijakannya berpihak kepada kepentingan pelaku industri. Dan mereka menyadari bahwa solusi tuntas ada pada Syari’ah Islam, terbukti dengan adanya survey 72% masyarakat yang menginginkan penerapan syariah dan menolak gaya hidup liberal Barat (Pew Research 2013). Karena itu, pemerintah harus segera mendukung keinginan masyarakat ini dan tidak membiarkan penyelenggaraan kontes porno yang akan membawa kehinaan dunia dan akhirat bagi bangsa ini.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (QS al-Anfal [8]: 24)

Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia

Iffah Ainur Rochmah

Khilafah Conference 2013 (USA) Opening Statement

Hizb ut Tahrir America: Annual Khilafah Conference

“Rasul Allah (saw) is Mercy to Mankind”

92nd Hijri Anniversary of the demolition of the Khilafah organized by Hizb ut Tahrir/ America the Annual Khilafah Conference under the title “Prophet Muhammad (saw) is Mercy to Mankind: Messenger, Leader, and Statesman. ” Sunday, 30 Rajab 1434 AH corresponding to June 9, 2013 AD. The conference was completed, which included five speeches followed by a question and answer session which were a success. Hamduallah.